Jauh sebelum bangsa barat mengenal angka arab, pada mulanya mereka menggunakan istilah arithmetic sebagai penyebutan umum untuk segala metode perhitungan. Hal ini wajar mengingat angka arab diperkenalkan oleh seorang ilmuwan muslim ternama, yakni Abu Jafar Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi yang masyhur dengan nama al-Khawarizmi. Orang-orang barat menyebutnya 'algorism'. Kata algorism muncul dalam Kamus Webster pada penghujung tahun 1957 dengan makna proses menghitung dengan angka arab (Donald E. Knuth, 1973). Setelah diteliti dengan saksama oleh para ahli, maka terungkaplah bahwa kata algorism diilhami dari nama al-Khawarizmi.
Akhirnya, orang-orang barat melakukan kekeliruan dengan menyamakan kata algorism dengan arithmetic yang menyebabkan akhiran -sm pada kata algorism berubah menjadi -thm (berasal dari kata arithmetic). Perkembangan zaman menjadikan perhitungan dengan angka arab menjadi semakin populer dan lumrah sehingga perlahan namun pasti kata algorithm-lah yang digunakan untuk perhitungan secara umum menggantikan kata arithmetic. Kata algorithm dalam bahasa Indonesia diserap menjadi “algoritma”.
Kata algoritma pertama kali digunakan pada “Algoritma Euclidean” di tahun 1950. Euclid ialah seorang matematikawan Yunani yang menuliskan langkah-langkah untuk menemukan pembagi bersama terbesar dari dua bilangan bulat pada bukunya yang berjudul Element (Donald E. Knuth, 1973). Istilah algoritma ini muncul pada abad modern, karena orang-orang menyebut metodenya sebagai “Algoritma Euclidean”, sebab Euclid tidak menyebut metodenya itu sebagai algoritma.
Referensi:
Munir, Rinaldi. 2011. Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Pascal dan C. Bandung: Informatika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar